Pentingnya Membaca
Banyak orang beranggapan membaca itu tidak penting. Wajar saja bila budaya baca belum menjadi budaya masyarakat kita. Pentingnya membaca belum menjadi tradisi yang harus dijalani setiap hari agar hidup berprestasi dan mau berbagi.
Banyak orang beranggapan membaca itu tidak penting. Wajar saja bila budaya baca belum menjadi budaya masyarakat kita. Pentingnya membaca belum menjadi tradisi yang harus dijalani setiap hari agar hidup berprestasi dan mau berbagi.
Ketika kecil, ibu dan ayah selalu
memberi contoh kami anak-anaknya untuk rajin membaca. Majalah, koran,
buku menjadi santapan kami setiap harinya di saat senggang. Waktu
membaca biasanya lebih enak pagi hari. Pikiran masih segar dan belum
bercampur dengan aktivitas lainnya.sebelum tidur juga bagus, asalkan
kita mampu memanage waktu dengan baik. Kapanpun, dimanapun kegiatan
membaca akan mengasyikkan bila kita telah menjadikan membaca sebuah
kebutuhan. Masuk ke dalam alam bawah sadar kita bahwa membaca itu
penting sehingga tak akan pernah kita meninggalkan membaca setiap
harinya.
Bagi anda yang sibuk atau super sibuk, ikuti kursus baca kilat. Dengan
begitu anda bisa membaca dengan cepat dan tetap memahami apa yg dibaca.
Ketika mengikuti seminar baca kita dan
membeli buku agus setawan, saya menjadi tahu bahwa membaca buku itu ada
tekniknya. Pertama lihat cover depannya lalu baca cover belakangnya.
Intisari buku biasanya ada di daftar isi dan kata pengantar
penulisnya.mulailah dulu membaca bab pertama dari situlah kita akan
tahu menarik tidaknya sebuah buku. Bila bentuk bukunya merupakan
kumpulan artikel, baca artikel yang judulnya sama dengan judul buku.
Seperti buku menjadi guru tangguh berhati cahaya yang dituliskan oleh
wijaya kusumah.
Membaca buku tidak harus menyerap
seluruh isi buku. Kecuali bila buku tersebut memang mengajarkan
keterampilan dari a sampai 7 seprti buku-buku komputer yang isinya
mengajak pembaca mencobanya secara langsung di depan layar komputer.
Pentingnya membaca seharusnya sudah
disampaikan oleh orang tua kita. Khususnya ibu yang menjadi
perpustakaan pertama anak-anaknya. Peran ibu dalam mengenalkan kegiatan
membaca di rumah atau dalam keluarga sangat penting. Sebab ibu adalah
orang yang paling dekat dengan anak-anaknya.oleh karenanya keteladanan
ibu dalam membaca membuat anak pun menjadi suka membaca. Anak-anak kita
lebih melihat apa yang dilakukan ibunya ketimbang perkataannya. Itulah
mengapa ibu sangat berperan besar dalam mengajarkan pentingnya membaca
di rumah. Bila kesadaran membaca sudah tumbuh mulai dari rumah, maka
ketika anak keluar dari rumah dia akan pula menyebarkan virus membaca
kepada orang-orang di sekitarnya.
Sebaiknya setiap keluarga berlangganan koran dan majalah. Dengan begitu
akan banyak informasi didapatkan dari proses membaca. Jangan sayang
untuk keluar uang sebab dari berlangganan majalan dan koran banyak
informasi penting yang kita dapatkan. Oleh karenanya pemilihan majalah
dan koran yang layak dibaca oleh keluarga kita harus dilakukan dengan
arif bijaksana. Lihatlah majalan dan koran mana saja yang berkualitas
dan sesekali ajak anak pergi ke toko buku dan perpustakaan. Dengan
begitu semangat membacanya tak pernah hilang dalam diri, karena
termotivasi terus setiap harinya.
Ibu yang banyak membantu saya untuk rajin membaca. Ibu pulalah tempat
saya bertanya bila saya tidak tahu. Ibu bisa menjawab apa yg ditanyakan
karen a ibu tak pernah lepas dari kegiatan membaca dan terus belajar
sepanjang hayat.
Ibu sedikit sekali tidurnya. Setelah sholat tahajud ibu biasanya
membaca kalam ilahi dan membaca buku sambil menunggu waktu subuh tiba.
Usai sholat subuh ibu biasanya sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan
pagi buat anak-anaknya. Sambil menyiapkan sarapan pagi itu ibu biasanya
mencuci baju kami. Waktu itu belum ada mesin cuci seperti sekarang
sehingga dapat dibayangkan ibu berpeluh keringat mencuci baju
anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Terkadang ibupun masih sempat
mengepel lantai rumah kami. Ketika kami terbangun dari mimpi, rumah
serasa segar dan asri serta bau masakan ibu yang akan kami santap pagi
hari sebelum berangkat ke sekolah.
Sisihkan waktu untuk membaca. Itu pesan
ibuku yang nasih terngiang-ngiang di telingaku. Rabun membaca akan
membuatmu lumpuh menulis. Bila kamu ingin bisa menulis, maka
perbanyaklah membaca. Dengan banyak membaca, tulisanmu akan semakin
berkualitas karena seringnya membaca tulisan orang lain.
Pentingnya membaca sudah harus
dikampanyekan dalam keluarga-keluarga kita. Atur waktu dengan baik
sehingga kegiatan membaca menjadi menyenangkan. Apapun profesi dan
pekerjaan kita, membaca menjadi kegiatan yang harus dilakukan. Bila
budaya baca telah tertanam selagi muda, maka ketika tua akan banyak
informasi dan ilmu yang masuk ke dalam otak kita. Mereka yang rajin
membaca biasanya tidak cepat pikun di hari tua, dan itu terlihat dari
mereka yg hobi membaca. Seperti wartawan senior ibu herawati diah yang
berusia 95 tahun, msih enerjik dan menginspirasi kita yang muda.
Hidupkan hari-harimu dengan membaca,
dan tuliskan apa yang telah engkau baca. Ikatlah ilmu dengan cara
menuliskanya. Dengan begitu engkau akan menuju keabadian seperti
karyu-karya buya hamka yang terkenal itu. Sudahlah anda membaca hari
ini?
No comments:
Post a Comment